Indahnya bersyukur
Bersyukur adalah salah satu sikap atau perbuatan yang menandakan bahwa seorang Muslim beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Sebab, manusia menyadari semua hal dan kenikmatan yang didapatnya merupakan pemberian-Nya.
Namun, acap kali seseorang lalai dan lupa mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Padahal, seluruh yang berada di dirinya, seperti kesehatan dan limpahan rezeki, merupakan anugerah dari Allah SWT.
Bertolak dari hal tersebut, mantan ketua Forum Lingkar Pena Malaysia, Alwi Alatas, menerbitkan sebuah buku berjudul "Bersyukurlah, Maka Engkau Akan Bahagia!". Dalam bukunya ini, Alwi menekankan pentingnya umat untuk selalu bersyukur terhadap apa pun yang diberikan Allah SWT.
Di awal pengantarnya, Alwi menerangkan tentang bagaimana Rasulullah SAW, seorang makhluk yang sangat dicintai Allah SWT, tak pernah sekali pun menyepelekan apa pun yang diberikan-Nya. Kendati dimuliakan, Rasulullah SAW, kata dia, tak pernah lalai dalam beribadah.
Ketika malam telah menjenguk, bahkan Rasulullah SAW tetap memanjangkan ibadahnya. Menurut Alwi, hal itu dilakukan semata-mata karena tingginya rasa syukur Rasulullah SAW kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW pun pernah bersabda, "Barang siapa tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri yang banyak. Dan barang siapa tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak akan bersyukur kepada Allah SWT. Membicarakan nikmat Allah SWT termasuk syukur. Sedangkan meninggalkannya merupakan perbuatan kufur." (HR Ahmad dari an-Nu'man bin Basyir).
Terdapat empat bab yang dibahas Alwi dalam bukunya. Dalam bab pertama, ia membicarakan tentang sebuah tema, yakni "Anugerah yang Berlimpah". Dalam bab ini, Alwi menguraikan tentang berbagai nikmat yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya. Seperti nikmat kesehatan, harta benda, iman dan Islam, dan nikmat-nikmat lainnya.
Dalam bab berikutnya, Alwi menguraikan perihal "Belum Tibakah Masa untuk Bersyukur?". Dalam bab ini, ia mempertanyakan, kapan seorang hamba dapat sepenuhnya bersyukur kepada Allah SWT, tanpa siasat atau syarat apa pun. Padahal, hal ini telah diperingatkan Alquran. "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti akan ditambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS Ibrahim [14]: 7).
Dalam bab ketiga, Alwi memberinya tajuk "Bagaimana Cara Bersyukur?". Dalam bab ini, ia mengajak dan membimbing para pembacanya tentang tata cara mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT. Pada intinya, rasa syukur harus didasari keikhlasan dan dilakukan dengan segenap kemampuan, mencakup hati, lisan, serta perbuatan.
Sebab, menurut dia, tidak mungkin hati seorang hamba-Nya bersyukur, tetapi lisannya tidak pernah memuji Allah SWT. Mustahil hati seseorang merasakan syukur, tapi perbuatannya menunjukkan sikap kufur dan tidak mau taat kepada-Nya.
Kemudian, dalam bab terakhir, Alwi menguraikan tentang mereka yang tak pernah lupa mensyukuri nikmat yang dilimpahkan Allah SWT. Ia menilai, kebahagiaan dan syukur adalah dua hal yang sangat lekat. Sebab, kebahagiaan terkandung dalam sebuah perbuatan syukur.
Judul: Bersyukurlah, Maka Engkau Akan Bahagia!
Penulis: Alwi Alatas
Penerbit: Pro-U Media
Cetakan: 2016
Tebal: 261 halaman
Komentar
Posting Komentar